Saturday, June 30, 2007


Surat Untuk Tuhan,

Tuhanku, tiba-tiba aku merasa ada kesejukan merembesi hatiku,
Seperti kesejukan yang mungkin dirasakan oleh orang-orang yang Engkau kasihi,
Seperti rasa teduh yang dinikmati oleh para sufi,
Biarkan rasa ini terus mengalir di sanubariku, Tuhan..
Tuhanku, aku tak begitu kuat seperti para nabi,
aku tidak setegar para kiyai,
Aku tak setebal iman seperti umat-umatMu yang tekun memujaMu.
Meski aku sungguh pemujaMu, aku pengikut setiaMU, namun, Tuhan, aku masih lemah, masih amat tergantung padaMu!
Tuhanku, bimbing tanganku agar terus berjalan di garisMu,
Arahkan langkahku ketempat yang Engkau redhoi,
Tuhanku, aku sungguh takut pada azabMu,
Cuma itu yang aku tahu..
Tuhanku, apalah aku tanpa bimbinganMu. Apalah aku tanpa uluran rahmatMu, apalah aku tanpa rangkulan cintaMu, apalah aku tanpa belai kasihMu,
Tuhanku, tuhanku..
Jangan ciptakan aku bila hanya menjadi manusia yang tak berguna untuk Mu dan untuk sesama.
Ambil saja aku bila hanya menjadi duri bagi Mu dan bagi yang lain,
Tuhanku, aku sungguh merasakan betapa Engkau
selalu membimbing arahku,
Betapa diriMu selalu membisikkan semua kebenaranMu,
Terimakasih, Tuhan…
Teruslah berada didekatku…
Teruslah bimbing langkahku …
Tak ada apa pun dan siapa pun yang patut menerima syukurku,
Selain Engkau, Ya… Allah SWT, Sang Maha Pecinta!

My Dream

Keep following your dreams...
whenever they may lead.
Semua orang punya mimpi dalam hidupnya. Anda dan saya pasti punya. Kalau kita tak punya mimpi, maka hidup akan terasa hambar, tanpa gairah.

Hey, buddy, what's your dream? Mau tahu mimpiku?

This is my dream:

Someday, aku akan memiliki sebuah lembaga pendidikan besar yang bereputasi internasional. Gedung lembagaku begitu besar, indah, nyaman dan mewah! Siswa-siswaku ramai berduyun-duyun datang ke lembagaku.Kendaraan (mobil dan motor) siswa dan staffku teratur rapi di lahan parkir yang luas. Mereka bergembira belajar dan bekerja di lembagaku.
Guru-guruku senang mengajar karena mereka merasa terayomi & kesejahteraan mereka terus ku prioritaskan.

Aku tidak hanya memperhatikan kebahagian diriku, tapi juga kebahagiaan siswa, karyawan dan staff pengajarku. Mereka begitu loyal karena mereka merasa terberdaya, bukan hanya secara finansial, namun juga mental dan spiritual! Aku akan kaya luar biasa. Uang akan mengalir tanpa aku perlu bekerja lagi!!!


Inilah mimpiku! Dan bermimpi itu adalah awal dari segala achievement!

What are your dreams, my friend?? So curious to know them.

Izinkan..

Izinkan aku berlabuh!

Kalau masih mungkin,

Izinkan aku berlabuh lagi disini,

Karena dermagaku mungkin tengah menanti

Mengharap biduk jiwa ini untuk menepi.

Ah, melanglang buana telah melelahkan hati,

Ah, mengembara telah mendera diri,

Kini saatnya,

langkah ini kuhentikan di sini,

Ku ingin berteduh

Kembali ke tempat dimana aku di besarkan!

Namun, dimana mereka?

Dimana mereka?

Dimana teman-temanku dulu?

Tidakkah mereka rindu pada ku?

Tidakkah mereka kehilanganku?

Seperti jiwa ini yang terus merindu!

The POWER of EMOTIONAL & ADVERSITY QUOTIENT for Teachers,

Buku ini mencoba menghadirkan kekuatan kecerdasan emosi dan adversitas di ruang kelas. Sebagian besar muatan buku ini didasarkan pada pengalaman penulis yang beprofesi sebagai guru. Sehingga tidak heran bila buku ini, tidak saja mencerahkan tapi juga menginspirasi. Tidak banyak buku yang mengaitkan penemuan terbaru dalam bidang kecerdasan manusia dengan profesi guru. Dan, buku ini menjadi satu dari yang sedikit itu.

Friday, June 29, 2007

Untaian Hati

Teruntuk sahabatku, guru,
di mana pun Engkau berada saat ini,
di hutan,
di gunung,
di pantai,
di lembah,
di desa-desa tandus,
di gubuk-gubuk reot,
di kolong-kolong jembatan,
di gedung-gedung mewah,
mari,
kita bulatkan hati untuk menghadirkan keindahan
pada setiap karya kita.
Setiap hari kita membuat masterpiece
di jiwa-jiwa pembelajar kita.
Sejak langkah pertama kita masuk ke ruang-ruang belajar,
dan diakhiri dengan langkah kaki kita yang lain tatkala
pelajaran usai.
Ah, betapa mulianya pekerjaanmu!

Saudaraku,
kutitip anakku untuk engkau didik,
dan akan kudidik anakmu dengan segala totalitas
dan kemampuan yang aku miliki.
Kucintai anakmu seperti engkau mencintainya,
dan cintai anakku seperti aku mencintainya.
Jangan kecilkan hatinya bila dia salah,
bukankah siapa diantara kita yang tak pernah salah?

Saudaraku,
Sungguh ini sebuah kemuliaan,
mari berjabat tangan,
Eratkan rasa dan satu kan hati
untuk selalu memberi yang terbaik bagi anak negeri!

Saudaraku,
hidup ini tak lama.
Apa yang sudah kita berikan kepada sesama?
Kita, raga ini, boleh musnah, boleh hilang,
kita boleh tiada lagi,
NAMUN,
mari berharap agar kebaikan yang kita tabur,
terus bertumbuhkembang, menyebar dan berbuah kemuliaan.

Saudaraku,
di mana pun Engkau berada saat ini,
di hutan,
di gunung,
di pantai,
di lembah,
di desa-desa tandus,
di gubuk-gubuk reot,
di kolong-kolong jembatan,
di gedung-gedung mewah,
mari,
biarkan cinta kita bertebaran
mengharumkan bumi persada tercinta ini.

Mari besarkan hati untuk membesarkan bangsa ini, Sudaraku!

(Dari bukuku: The Power of Emotional & Adversity Quotient for Teachers).

My Chum, Phil 'Aulia' Collin, The Generalist!

Temanku Aulia, menulis banyak tentang aku di blognya AULIA-BATAVIA. Kami adalah sahabat semasa masih kuliah sampai sat ini. Aku dan teman-teman memanggilnya Phil Collins, karena memang my chum ini agak mirip si Collins, baik suara, mau pun mukanya, (juga sedikit botaknya, hahaha). Sekampus orang mengenalnya dengan nama itu.

Dia, terkaget-kaget setelah aku tamat kuliah, pengangguran, lalu tahun depannya udah bisa cas-cis-cus berbahasa Inggris, malah jadi guru di lembaga-lembaga bahasa, baik yang berskala nasional maupun internasional. Padahal waktu kuliah di Fakultas Hukum, bahasa Inggrisku jelek sekali, malah dia jauh lebih bagus! (Bizarre, isn't it? Want to know? Just read my books: Menyibak Tabir Hidup-Elex Media)

Itulah mengapa Aulia menulis bahwa aku belajar dengan "gila". Aku memang gila, waktu itu. Banyak teman-teman ku berkata, "Hey, Dan, ente cari kerja sono, ngapain belajar lagi! Ayo, masukin lamaran!!" Aku cuma menatapnya dengan mata agak nanar karena seharian baca kamus, bahkan percaya nggak kamus ku, juga jadi bantalku!

Ada juga my pals yang berkata, "Eh, ente sekarang aja bersemangat seperti itu, tunggu aja sebulan lagi, pasti ente udah bosan!" aku tersenyum saja, deep in my heart, I know I won't do that. Saya punya core believe bahwa kita semua, Anda dan saya, bisa menjadi apa pun as long as we have a very clear goal, a burning desire. Hasrat yang menggebu-gebu. Hasrat untuk menjadi insan yang unstoppable! Are you unstoppable?

To cut a long story short, setelah beberapa lama tak berjumpa dengan teman-teman, tiba-tiba mereka terkejut karena aku sudah menjadi manusia lain. Manusia dengan profesi sebagai guru.
My chum, Aulia ini pun sangat terkejut, "Koq, bisa, Dan, ente jadi guru bahasa Inggris di lembaga-lembaga besar seperti itu?" Aku bilang, "Friend, kamu juga bisa kalau kamu mau!"

Dia akhirnya aku ajak belajar di sekolahku ALTI. Aku tahu dia sebenarnya bisa kalau dia betul-betul menginginkannya, tapi unfortunately sohibku ini orang yang sangat besar curiosity-nya. Dia pingin mempelajari segala sesuatu.Semua seperti menarik hatinya, lalu tak berapa lama dia tertarik dengan hal lain, jadi bahasa Inggrisnya terpaksa di stop dulu!

Ah, dia benar-benar generalis! Dia sekarang lagi gila internet, nanti pasti dia akan gila nulis, lalu gila main musik (kayak Phil Collins) dan mudah-mudahan gak gila daun muda, hahahaha!!!! (jadinya doi banyak pengetahuannya) Ah, Aulia! Aulia! You're always something else, man!

Hey, gimana dengan kamu-kamu! Saya percaya bahwa kita semua adalah makhluk terhebat di muka bumi. Tuhan, telah menakdirkan kita sebagai makhluk manusia, yang punya body, mind dan soul! Percayakah Anda bahwa Anda dan saya bisa meraih apa pun asal itu benar-benar terpatrikan di sudut hati Anda yang terdalam? Ada komentar?

Jika anda membuat sebuah bayangan dalam benak anda tentang ingin jadi apa anda kelak, dan anda mempertahankan bayangan itu dalam benak anda cukup lama, dengan segera anda menjadi seseorang yang anda bayangkan itu!


Sehebat apa pun kendala,

Sebesar apa pun aral,

Mari teguhkan hati,

Kobarkan semangat!!

Tetaplah melangkah,

Ya, tetaplah melangkah,

Sahabat!