Friday, June 29, 2007

Untaian Hati

Teruntuk sahabatku, guru,
di mana pun Engkau berada saat ini,
di hutan,
di gunung,
di pantai,
di lembah,
di desa-desa tandus,
di gubuk-gubuk reot,
di kolong-kolong jembatan,
di gedung-gedung mewah,
mari,
kita bulatkan hati untuk menghadirkan keindahan
pada setiap karya kita.
Setiap hari kita membuat masterpiece
di jiwa-jiwa pembelajar kita.
Sejak langkah pertama kita masuk ke ruang-ruang belajar,
dan diakhiri dengan langkah kaki kita yang lain tatkala
pelajaran usai.
Ah, betapa mulianya pekerjaanmu!

Saudaraku,
kutitip anakku untuk engkau didik,
dan akan kudidik anakmu dengan segala totalitas
dan kemampuan yang aku miliki.
Kucintai anakmu seperti engkau mencintainya,
dan cintai anakku seperti aku mencintainya.
Jangan kecilkan hatinya bila dia salah,
bukankah siapa diantara kita yang tak pernah salah?

Saudaraku,
Sungguh ini sebuah kemuliaan,
mari berjabat tangan,
Eratkan rasa dan satu kan hati
untuk selalu memberi yang terbaik bagi anak negeri!

Saudaraku,
hidup ini tak lama.
Apa yang sudah kita berikan kepada sesama?
Kita, raga ini, boleh musnah, boleh hilang,
kita boleh tiada lagi,
NAMUN,
mari berharap agar kebaikan yang kita tabur,
terus bertumbuhkembang, menyebar dan berbuah kemuliaan.

Saudaraku,
di mana pun Engkau berada saat ini,
di hutan,
di gunung,
di pantai,
di lembah,
di desa-desa tandus,
di gubuk-gubuk reot,
di kolong-kolong jembatan,
di gedung-gedung mewah,
mari,
biarkan cinta kita bertebaran
mengharumkan bumi persada tercinta ini.

Mari besarkan hati untuk membesarkan bangsa ini, Sudaraku!

(Dari bukuku: The Power of Emotional & Adversity Quotient for Teachers).

0 comments: